Pendahuluan Ruqyah adalah mengobati orang yg terkena kesurupan gangguan  atau kemasukan jin. Ruqyah syar`iyyah adl mengobati orang yg terkena  kesurupan gangguan atau kemasukan jin dgn cara-cara yg di syariatkan  Islam yaitu dgn ayat-ayat Alquran Asma`ul husna do`a-do`a yg berasal  dari Alquran dan hadis. Islam melarang ruqyah dgn bantuan dukun sihir  jin dan cara-cara lain yg bertentangan dgn Islam.
Nabi mengizinkan ruqyah dgn Alquran dzikir-dzikir dan do`a-do`a  selama tidak mengandungi syirik atau perkataan yg tidak dapat dimengerti  maknanya. Berdasarkan hadis di bawah ini  Dari `Auf Bin Malik Ia berkata Kami  meruqyah di masa jahiliyyah lalu kami berkata Wahai Rasulullah! Bagaimana  pendapat Anda tentang hal itu?` Beliau menjawab Perlihatkanlah ruqyah  kalian kepadaku. Tidak mengapa melakukan ruqyah selama tidak mengandung  syirik.
Para ulama telah bersepakat membolehkan ruqyah apabila menurut  kategori yg disebutkan tadi serta menyakini bahwa ia adl sebagai sebab  tidak ada pengaruh baginya kecuali dgn taqdir Allah. Adapun  menggantungkan sesuatu di leher atau mengikatnya di salah satu anggota  tubuh seseorang jika bukan berasal dari Alquran hukumnya haram bahkan  syirik. Berdasarkan hadits di bawah ini  Dari Imran bin Al Husain bahwa  Nabi melihat seseorang di tangannya ada gelang  dari kuningan. Beliau bersabda Sesungguhnya ia tidak menambahkan anda  selain kelemahan lemparkanlah dari anda. Sesungguhnya jika anda  meninggal dan dia tetap bersama anda anda tidak akan beruntung  selamanya.
.
Dan hadis yg diriwayatkan dari Uqbah bin Nafi` dari Nabi beliau  bersabda :
"Barang siapa yg meanggantung tamimah semoga Allah tidak  mengabulkan keinginannya dan barang siapa menggantung wada`ah semoga  Allah tidak mmberi ketenangan padaa dirinya. .
Dari Ibnu mas`ud saya mendengar Rasulullah bersabda sesungguhnya ruqyah tama`im dan tiwalah adl syirik". 
Barang siapa menggantungkan tamimah berarti dia telah berbuat syirik.
Jika yg digantungkan adalah dari ayat-ayat Al Quran  maka pendapat yg shahih adalah dilarang pula kerana tiga alasan 
a.  Bersumber dari hadits-hadaits nabi yg melarang menggantungkan tamimah  dan tidak ada dalil yg mengkhususkannya.
b. Menutup jalan yang membawa kepada pergantungkan kepada makhluk. Sebaliknya dianjurkan pergantungan kepada ALLAH SWT kerana ALLAH yg menyembuhkan penyakit bukan yang selainnya.
c. Jika ia menggantungkan dari yg demikian itu menjadi  penghinaan dgn membawa serta di waktu buang air istinja` dan jima`  serta yg semisal dengannya. 
 
